Punakawan sebagai Subculture dalam Cerita Wayang Mahabaratha

Punakawan mempunyai perjalanan sejarah yang sangat panjang, sejak abad ke-12, hingga kini tampil dengan ciri fisik wajah khas, bisa sebagai tokoh berbagai peran sesuai zamannya. merupakan tokoh-tokoh ciptaan seniman Indonesia mampu merebut hati penonton seni pertunjukan di mulai dari wayang kulit, orang, melalui layar kaca. Ketika Mahabharata sebuah epos para bangsawan tatanan pasti masuk dan berkembang Jawa, maka itu tidak sepenuhnya diterima diciptakannya bentuk protes wujud Punakawan. Melalui tahapan deskripsi praikonografis, analisis ikonografis, interpretasi ikonologis, serta menggunakan teori-teori pendukung lain dalam topik penelitian kajian budaya ini, dapat disimpulkan bahwa subkultur strategi kaum berdaya untuk mendefinisikan ketidak berdayaannya kepada penguasa., artinya, tradisi cerita diperankan memberi ruang kritik, segala ketidakpatutan, sikap-sikap egaliter, tapi terpisah secara kategoris pusat wacana politik kekuasaan, ‘pemberontakan’ terhadap kemapanan idiom artistik ideologi estetik tertentu. diproduksi mitos digunakan oleh dua belah pihak, yaitu penguasa rakyat ditafsirkan sosio kultur daerah masing-masing. dipakai penguasa, disampaikan akan berbeda ketika dipergunakan rakyat.